10.24.2013

10 Things That Cheer Me Up

1. There will be Mini Concert for all 2013 Calon ITB Student Orchestra! And I will play violin, like yeay!
2. I have a very great marketing team consist of creative and helpful people. Love you guys
3. I bought 2 bracelets: one with blue glass beads and rest with green matryoshka doll
4. Got set of watercolor 12 colors and A3-sized of sketchbook from Gerry *big grin*
5. Ate Mie Hijau in Mileu
6. My ultraman bottle drink has returned (from 2 weeks of losing)
7. My doodle got compliments from my seniors *bow*
8. I did black nail art
9. I could make Tofik laughs
10. Got urinated by cat (since I am mother of cat, this thing did not bother me. At all)

10.22.2013

Ngaco Emang, Jangan Ditiru

Besok gue Mid-Term untuk pelajaran Business Law, yang bagi sesosok mahluk seperti gue, gue segitu nggak cintanya sama pelajaran tersebut. Such a boring yet complicated subject. Padahal, otak gue udah berkali-kali mengingatkan, betapa krusialnya pelajaran itu untuk masa depan, nggak usah masa depan, 3 bulan mendatang pun gue harus tau Business Law karena gue akan menjalankan kontrak dengan vendor dan bank, tapi maafkan hati ini, yang menolak untuk mencintainya *laugh* BUT! tetap kok, sebenci apapun gue sama suatu pelajaran, gue akan terus berusaha memahami and even master it. Kenapa bisa demikian? Karena gue pada dasarnya adalah manusia akademis yang hidupnya dihantui oleh pemikiran "harus dapat nilai bagus", "harus berprestasi di kelas", "harus bisa ngelakuin yang orang lain juga bisa", "nggak boleh ceroboh kalau ngerjain soal ujian", "nggak boleh nyontek dalam hal apapun", "urusan akademis nomer satu", dan pemikiran akademis lainnya.

Tadi, pas ngerjain soal Decision Making, gue melakukan kesalahan bodoh. Jadi intinya, ada satu soal yang nggak ada jawabannya, terus sama seorang dosen, PG yang tertera udah direvisi dan ditulis di papan tulis. Kebodohan pun tak terelakkan ketika gue malah terlena mengerjakan soal, dengan asyiknya menunduk selama 3 jam, dengan  lihainya memainkan kalkulator dan menggoreskan pena. Tapi gue lupa menengadah dan menatap lurus ke depan. Kebodohan. Gue pun gelisah sepanjang jam makan siang, bahkan teman-teman pun sadar. Mereka bergantian memberi komentar, "udah ikhlasin aja Cha, satu nomer ini, yang lain juga banyak kok yang nggak sadar karena emang bapaknya diem-diem gitu aja, cuma nulis di papan tulis doang."

Hati gue nggak luluh mendengar pernyataan itu. Haha forgive my stubbornness.

Setelah ngotot sama dosen yang tadi ngawas, dan ternyata gue tidak diperbolehkan mengganti jawaban, baru gue bisa ikhlas. Setidaknya gue udah coba ngomong dan memberi pengertian. Iya ngerti keras kepalanya aneh, bisa melunak kalau udah jawaban dari orang yang bersangkutan secara langsung. Begitulah, tidak usah terlalu dibahas, jadi malu.

Terus gue bisa merelakan hal lain demi kepentingan akademis gue ini. Seperti halnya hari ini gue merelakan untuk tidak mandi, demi datang setengah jam sebelum Mid Term dimulai (enggak kok, gue nggak bau meski nggak mandi. Nggak percaya amat). Padahal ada saja teman gue yang memilih datang pas jam 7 daripada tidak mandi. Epic perception is epic!

Duh, pengen cerita lebih banyak, tapi nasi goreng pesanan sudah sampai, harumnya tak terelakkan. Sampai jumpa di lain waktu, semoga besok semua mahasiswa SBM yang ada jadwal ujian, bisa mengerjakan soal-soalnya dengan tepat dan akurat!
© A Myriad of Words
Maira Gall