Halo saudara-saudari sekalian. Gue pengen share sedikit
tentang ujian praktik mata pelajaran Kesenian SMAN 1 Depok ya. Jadi Smansa ini
bikin tes ansambel gitu dengan tema negara yang berbeda-beda sesuai dengan
undian yang diambil oleh ketua. Dan anak autis yang blognya sedang anda baca
ini adalah salah satu dari ketua ansambel :D UYEAH ahahaha *brak
*ditendangorang. Pas ngambil undian, ternyata gue dapet kelompok Cina, which is
kami harus mainin lagu asli Cina dan lagu bebas tapi aransemennya harus bernuansa
Cina. Sebelumnya, perkenalkan, we are: Yuli (angklung), Dessy (pianika), Emi
(pianika), Hagi (rampak), Hana (gitar), Kholid (rampak), Bemo (suling), Utari
(suling), Tasya (konduktor), Divo (gitar) dan gue sendiri (keyboard).
Yang gue kagum dari kelompok ini, adalah bahwa musikalitas
kami bisa dibilang rendah, kami masih kurang bertalenta dibanding musisi-musisi
Smansa yang lain, dan hal itu pula yang awalnya ngebuat gue down dan iri sama
kelompok lain yang cepet banget ngeh musik. Gue sempet bercengeng-cengeng ria
dan putus asa. H-1 masih “gitu”. Ngerti “gitu” kan? Tapi dari situ gue belajar
untuk terus memberi support dan motivasi serta berusaha menjadi pihak netral.
Dari situ gue belajar untuk nggak maksa orang bisa main perfect like I
expected, tapi yang penting bisa menghibur orang. Dan yang gue bikin bangga,
kami akhirnya bisa melaluinya sesuai ekspektasi. Semua mengerahkan energinya ke
instrumen masing-masing. Semua yang dari “zero” itu akhirnya berbuah jadi
“hero”. Kami juga mampu menghasilkan musik indah sampe-sampe penonton juga ikut
melantunkan lagu kami. FYI, lagu opening kami lagu tradisional Cina gitu
#gataujudulnya, trs OST Meteor Garden – Qing Fei De Yi, and the last Nidji –
Biarlah yang dimedley dengan Katy P – Fireworks. Pas kelar, gue pengen nangis,
gue pengen ngerobek stocking yang gue pake, gue pengen teriak “YES WE DID IT
CHINESE”. Tapi berhubung urat malu gue belum putus banget jadi ya nggak gue
lakuin, gue cuma bisa nyengir sepanjang hari, dan orang-orang yang gue sebutkan
diatas itulah sumber kebahagian gue. Gue pengen banget meluk kalian satu-satu,
bahkan gue pengen meluk Kholid (Lid, semangat kita nggak sia-sia :’D).
Kalian tau apa lagi yang membahagiakan? MAGIC NONTON MAMEN!
WOHOOOO! Gue udah hopeless takut dia nggak nonton, soalnya kan gue pengen tebar
pesona *clak *dibacokfansnya hahaha enggak, gue pengen memperdengarkan musik kami
ke dia juga. Terus kata siapaa gitu, “Cha, tadi pas lu main keyboard, dia kan
ngeliatin lu mulu”. Wow. Speechless. Ah nggak mau kepedean juga sih, cuma
sekedar seneng aja #bohong. Terus gue juga nonton penampilan dia. Terus?
Speechless lagi. Ganteng.
Gue kira gue nggak akan bercengeng-cengeng ria
pasca-ansambel. But I just knew that I was wrong. Gue kangen nyuruh-nyuruh
orang latihan, dengerin Bemo yang seneng banget mainin sulingnya dengan
annoying, liat Tasya yang goyang pantat tiap jadi konduktor, Kholid yang suka
memble, ngomelin Hagi yang suka datang dan pulang seenak hati kayak roh halus, Emi
yang keibuan dan suka ngantuk, liat Dessy yang megap-megap kayak ikan Koi tiap
main pianika krn nafasnya pendek banget, nebeng mobil Divo, Hana yang sabar
banget nanggepin gue yang banyak maunya, Yuli yang semangatnya nggak pernah
padam, dan bilang “ulangin terus sampe 7 kali” sama Utari. But at the end, that
will always be a sweet memory which only us who understand. Seneng juga sama
Leviousa yang senantiasa memberi dukungan. Seneng juga sama antek-antek 33Scholastic
yang maksimal banget pas hari-H. Sekarang saatnya fokus UN, kawan. Biarlah apa
yang terjadi bisa terus memotivasi untuk menjadi yang terbaik dimanapun dan
kapanpun. 33SCHOLASTIC: kami penerus bangsa, kami pembangun bangsa.
No comments
Post a Comment
It would be nice to share thoughts, right? Anyway, if you feel attached with my articles and eager to get a quick response, do not hesitate to email me in clarissa.affandi@gmail.com. I will reply as fast I could.