And now, the time has come as I
promised to tell the second part of my current life, which is my working life!
*taraa* *hyper glorious back sound*
Kemarin, adalah hari terakhir gue
magang di Mediatrac. Sesungguhnya gue dikontrak menjadi anak magang selama 3
bulan tapi berhubung gue cuti 3 minggu buat konferensi dan sidang, alhasil gue
nambah kontrak menjadi 4 bulan. Selama disana, jujur gue pernah bosan (atau ini
karena emang gue anaknya demen mobilitas apa gimana gue juga masih kurang
paham). Tapi yang seru disana adalah environment nya which is itu yang bikin
gue agak hampa ketika harus menyelesaikan magang gue disana (ditambah lagi, disana
sedang tidak ada job opportunity). In Mediatrac, semua orang seru! Dibalik
kehidupan professional mereka yang menuntut mereka kerja in a fast paced and
under pressure, mereka adalah jiwa-jiwa
muda yang sangat diverse. Ada yang demen make up, ada yang seniman, ada
yang kpop dan jpop maniac, ada yang gamer sejati, ada yang demen Attack on
Titan kayak gue *nangis darah saking seneng*, ada yang maniak dunia consulting,
ada yang coffee freak, ada yang demen ngatain orang, ada yang demen dengan
dunia entrepreneur, dan masih banyak lagiiii! Saking fun dan creativenya
orang-orang disana, ada ruangan khusus bersantai yang diberi nama Green Room
(jadi setiap ruangan dikasih nama berdasarkan warna gitu). Di Green Room ada
bantal-bantal dan selimut untuk tidur, meja-meja kecil macam anak TK juga ada
jadi kalau nugas sambil lesehan bisa, dan yang epic adalah: ada TV yang super
HD lengkap dengan PS3 dan CD games nya. Kadang kalau sore yang
cowok-cowoknya suka pada main Football
Manager atau nggak main game tembak-tembakan gitu hahahaa whatta super duper
dreamy office. Di ruangan itu pula segala snack, macaroni SD yang pedesnya
bikin bego, pizza, dan leker disantap habis oleh manusia-manusia Mediatrac.
User a.k.a supervisor gue namanya
Kak Nisa; orangnya baik, amat pengertian, punya sedikit jiwa entrepreneur, dan
sangat kritis. Kalo gue ngasih data atau
findings doi pasti nanya, “kenapa” sampai 5-7 kali. Gue tau banget itu karena
dia pengen gue jeli sampai ke akar permasalahan dan gue bersyukur gue dididik
sama dia karena gue tau teori itu tapi jarang mengaplikasikan. Dia orangnya gak
pandang bulu, gak mentang-mentang gue intern lalu gue diinjak-injak (emang gue sandal?).
Setiap saran dan rekomendasi gue (yang udah dia revisi) dia masukin ke monthly
report untuk client. Padahal gue pikir saran dari gue samps (Bahasa gawl dari:
sampah). Terus dia bahkan pernah nemenin gue nukeran rupiah gue ke dollar untuk
keperluan konferensi dan dia rela ikut
rempi bersama. Mo nangis. Hikz. Kak Nisa itu paling ahli bikin orang
repot (dalam arti positif loh ya), dia pernah tiba-tiba ngasih tugas, “lo
teliti kota ini, Key Opinion Leader (KOL) nya siapa, yang lagi trend disana
apa, terus KOL itu lo cari tau backgroundnya
keluarganya prestasinya turning point-nya pokoknya lo ceritain ke gue tentang
dia layaknya lo adalah sahabat dia. Gue kasih waktu 2 jam.” Ok sib. Terus waktu
gue ceritain hasil temuan gue, dia dengerin sambil masang muka datar dan keep
asking me why and when. Dan gue skakmat. Dasar dodol si Icha gak prepare buat
ditanya unpredictable questions. Oiya, bahkan gue pernah diseret buat lembur
sampai jam 11 malam and at that moment, I was the only internee who did it. Gue
rela dibikin repot kak Nisa because I
know she’s right and she’s there to give me experience, something rare to find
in other places. Yang repot tapi bikin
seneng adalah kak Nisa ngelatih gue supaya terbiasa make Excel dan rumus-rumus
cantiknya which is rarely used juga terakhir make rumus gituan SMA kali. But
now I know, dikala temen-temen gue kuliah mungkin lupa vlookup hlookup pivot
atau sekedar cara freeze panes, gue bisa tjuy. Kak Nisa juga lumayan sering
curhat ke gue tentang kehidupan pribadinya and I highly appreciate it because I
know she’s introvert and I know introvert doesn’t trust people easily. Itu juga
sih yang gue adore dari kak Nisa, dia introvert tapi dia di kantor lumayan
hyperactive as consultant, gue jadi termotivasi dan pengen buktiin juga bahwa gak mustahil kok bagi introvert untuk bisa
stand out layaknya extrovert, untuk jadi konsultan gak harus anak-anak
extrovert yang emang demennya nyerocos (I know it’s an offensive word, forgive
me for I’m personality-racist).
Setelah gue curhat kalau gue
bosen, kak Nisa untungnya sangat mengerti jadi dia memindahkan gue menjadi
internee kak Dion cuman sebenernya kak Nisa tetap jadi supervisor utama
(intinya gue jadi punya dua scope sekarang karena under 2 orang yang ngurus 2
hal yang berbeda pula, cuman porsi gue ke kak Nisa 30% dan sisanya ke kak Dion)
(kenapa gue ampe jelasin make angka-angka sih) (gagal paham). Nah, kak Dion
lebih ngajarin gue tentang melihat “masa lalu”
untuk bisa “move on”. Setiap gue ngasih findings, doi pasti nanya “ini
kalau dibandingin sama tahun kapan?” atau “udah dibandingin per quarter tahun
lalu?” gue jadi gelagapan buka bank data untuk ngubrek-ngubrek masa lalu. Tapi
kerja di bawah kak Dion bikin lebih bisa nafas meskipun tugasnya sama banyaknya
tapi scope kak Dion gak butuh analisa terlalu dalam, yang penting meluas.
Challengenya kerja dibawah kak Dion adalah harus paham baca google analytics.
And my knowledge level about GA: ZERO.
Bahkan pernah pas awal kak Dion bilang, “ini datanya ada di GA Cha sebenernya,
coba lo buka sekarang gue tunjukkin”. Gue cuman bisa melongo….”GA itu apa kak?”
*sambil dengan serampangan dan panik ngeklik folder data dari kak Dion*. Sambil
masang muka shock, “ASTAGA GOOGLE ANALYTICS CHA MAAP”. Pas gue buka GA gue
cuman bisa melongo lagi, sesabi itu ya
GA itu, segala ada gila hebat amet, tinggal gimana bikin ngolah dan bikin
insightnya aja.
Overall, gue senang, batin gue
bahagia meski suka bosan dan over exhausted. Terimakasih Mediatrac, to be the
first place for me to work as consultant (even as internee). Terimakasih sudah
percaya kepada bocah ingusan yang tidak pernah punya pengalaman apa-apa di
bidang consulting tapi pengen jadi consultant. Terimakasih kak Nisa yang di
hari terakhir gue magang mukanya sedih banget dan bilang “yah…lo jadi intern
abadi aja dong Ca disini” (Jadi kayak perbudakan ini mah -_-). Terima kasih kak
Dion yang di hari terakhir gue magang malah antusias ngenalin gue dengan dunia
indie jpop dan dia berkali-kali bilang, “yah Icha ternyata lo suka kpop jpop
juga ya kenapa kita baru ngomongin ini sekarang ya Cha, maafin kita sibuk
banget kemarin-kemarin” terus dia ngasih gue dorayaki coklat. Terus keduanya
mukanya sumringah banget pas gue kasih kado (dua-duanya isinya boneka kartun
Larva, iya emang gue jayus gue tau). Terima kasih Lukman, Rangga, Ryan, Komang,
Yantine, Caca, Joan, Farrah, Rahman, Yosan sebagai sesama teman seperjuangan
jadi magangers disini, yang menjadi tempat bergosip dan bertukar pikiran. Intinya,
terimakasih tempat magang pertama ku J
Nah selanjutnya, gue akan ke Skha
Consulting untuk jadi project based
internee selama 2 bulan. Gak tau gimana nasib gue disini tapi disini adalah
dream job gue yang sesungguhnya sebelum gue mencapai surga tertinggi para
konsultan (for me, its BCG). So, doakan semua baik-baik saja dan gue bisa
bertahan disini dan menjadi associate consultant a.k.a. full-timer. User gue 2
orang juga nih, kelihatannya keduanya asik. We’ll see tomorrow lah ya. Udah ah
gempor ngetik, I hope you guys have experienced a thrilling life too!
Cha! Hope u have a great life after uni!
ReplyDeleteSemoga bisa masuk BCG biar kayak Maudy Ayunda! Eh bener gak sih hahaha. Cheers!
@Christy Makasih mbak'e! Goodluck juga jadi dokter ya Chris!
ReplyDelete