10.01.2015

Lulus Sarjana (part 2)

And now, the time has come as I promised to tell the second part of my current life, which is my working life! *taraa* *hyper glorious back sound*

Kemarin, adalah hari terakhir gue magang di Mediatrac. Sesungguhnya gue dikontrak menjadi anak magang selama 3 bulan tapi berhubung gue cuti 3 minggu buat konferensi dan sidang, alhasil gue nambah kontrak menjadi 4 bulan. Selama disana, jujur gue pernah bosan (atau ini karena emang gue anaknya demen mobilitas apa gimana gue juga masih kurang paham). Tapi yang seru disana adalah environment nya which is itu yang bikin gue agak hampa ketika harus menyelesaikan magang gue disana (ditambah lagi, disana sedang tidak ada job opportunity). In Mediatrac, semua orang seru! Dibalik kehidupan professional mereka yang menuntut mereka kerja in a fast paced and under pressure, mereka adalah jiwa-jiwa  muda yang sangat diverse. Ada yang demen make up, ada yang seniman, ada yang kpop dan jpop maniac, ada yang gamer sejati, ada yang demen Attack on Titan kayak gue *nangis darah saking seneng*, ada yang maniak dunia consulting, ada yang coffee freak, ada yang demen ngatain orang, ada yang demen dengan dunia entrepreneur, dan masih banyak lagiiii! Saking fun dan creativenya orang-orang disana, ada ruangan khusus bersantai yang diberi nama Green Room (jadi setiap ruangan dikasih nama berdasarkan warna gitu). Di Green Room ada bantal-bantal dan selimut untuk tidur, meja-meja kecil macam anak TK juga ada jadi kalau nugas sambil lesehan bisa, dan yang epic adalah: ada TV yang super HD lengkap dengan PS3 dan CD games nya. Kadang kalau sore yang cowok-cowoknya  suka pada main Football Manager atau nggak main game tembak-tembakan gitu hahahaa whatta super duper dreamy office. Di ruangan itu pula segala snack, macaroni SD yang pedesnya bikin bego, pizza, dan leker disantap habis oleh manusia-manusia Mediatrac.

User a.k.a supervisor gue namanya Kak Nisa; orangnya baik, amat pengertian, punya sedikit jiwa entrepreneur, dan sangat  kritis. Kalo gue ngasih data atau findings doi pasti nanya, “kenapa” sampai 5-7 kali. Gue tau banget itu karena dia pengen gue jeli sampai ke akar permasalahan dan gue bersyukur gue dididik sama dia karena gue tau teori itu tapi jarang mengaplikasikan. Dia orangnya gak pandang bulu, gak mentang-mentang gue intern lalu gue diinjak-injak (emang gue sandal?). Setiap saran dan rekomendasi gue (yang udah dia revisi) dia masukin ke monthly report untuk client. Padahal gue pikir saran dari gue samps (Bahasa gawl dari: sampah). Terus dia bahkan pernah nemenin gue nukeran rupiah gue ke dollar untuk keperluan konferensi dan dia rela ikut  rempi bersama. Mo nangis. Hikz. Kak Nisa itu paling ahli bikin orang repot (dalam arti positif loh ya), dia pernah tiba-tiba ngasih tugas, “lo teliti kota ini, Key Opinion Leader (KOL) nya siapa, yang lagi trend disana apa, terus  KOL itu lo cari tau backgroundnya keluarganya prestasinya turning point-nya pokoknya lo ceritain ke gue tentang dia layaknya lo adalah sahabat dia. Gue kasih waktu 2 jam.” Ok sib. Terus waktu gue ceritain hasil temuan gue, dia dengerin sambil masang muka datar dan keep asking me why and when. Dan gue skakmat. Dasar dodol si Icha gak prepare buat ditanya unpredictable questions. Oiya, bahkan gue pernah diseret buat lembur sampai jam 11 malam and at that moment, I was the only internee who did it. Gue rela dibikin repot  kak Nisa because I know she’s right and she’s there to give me experience, something rare to find in other places. Yang repot tapi  bikin seneng adalah kak Nisa ngelatih gue supaya terbiasa make Excel dan rumus-rumus cantiknya which is rarely used juga terakhir make rumus gituan SMA kali. But now I know, dikala temen-temen gue kuliah mungkin lupa vlookup hlookup pivot atau sekedar cara freeze panes, gue bisa tjuy. Kak Nisa juga lumayan sering curhat ke gue tentang kehidupan pribadinya and I highly appreciate it because I know she’s introvert and I know introvert doesn’t trust people easily. Itu juga sih yang gue adore dari kak Nisa, dia introvert tapi dia di kantor lumayan hyperactive as consultant, gue jadi termotivasi dan pengen buktiin juga bahwa  gak mustahil kok bagi introvert untuk bisa stand out layaknya extrovert, untuk jadi konsultan gak harus anak-anak extrovert yang emang demennya nyerocos (I know it’s an offensive word, forgive me for I’m personality-racist).

Setelah gue curhat kalau gue bosen, kak Nisa untungnya sangat mengerti jadi dia memindahkan gue menjadi internee kak Dion cuman sebenernya kak Nisa tetap jadi supervisor utama (intinya gue jadi punya dua scope sekarang karena under 2 orang yang ngurus 2 hal yang berbeda pula, cuman porsi gue ke kak Nisa 30% dan sisanya ke kak Dion) (kenapa gue ampe jelasin make angka-angka sih) (gagal paham). Nah, kak Dion lebih ngajarin gue tentang melihat “masa lalu”  untuk bisa “move on”. Setiap gue ngasih findings, doi pasti nanya “ini kalau dibandingin sama tahun kapan?” atau “udah dibandingin per quarter tahun lalu?” gue jadi gelagapan buka bank data untuk ngubrek-ngubrek masa lalu. Tapi kerja di bawah kak Dion bikin lebih bisa nafas meskipun tugasnya sama banyaknya tapi scope kak Dion gak butuh analisa terlalu dalam, yang penting meluas. Challengenya kerja dibawah kak Dion adalah harus paham baca google analytics. And my  knowledge level about GA: ZERO. Bahkan pernah pas awal kak Dion bilang, “ini datanya ada di GA Cha sebenernya, coba lo buka sekarang gue tunjukkin”. Gue cuman bisa melongo….”GA itu apa kak?” *sambil dengan serampangan dan panik ngeklik folder data dari kak Dion*. Sambil masang muka shock, “ASTAGA GOOGLE ANALYTICS CHA MAAP”. Pas gue buka GA gue cuman bisa melongo lagi, sesabi  itu ya GA itu, segala ada gila hebat amet, tinggal gimana bikin ngolah dan bikin insightnya aja.

Overall, gue senang, batin gue bahagia meski suka bosan dan over exhausted. Terimakasih Mediatrac, to be the first place for me to work as consultant (even as internee). Terimakasih sudah percaya kepada bocah ingusan yang tidak pernah punya pengalaman apa-apa di bidang consulting tapi pengen jadi consultant. Terimakasih kak Nisa yang di hari terakhir gue magang mukanya sedih banget dan bilang “yah…lo jadi intern abadi aja dong Ca disini” (Jadi kayak perbudakan ini mah -_-). Terima kasih kak Dion yang di hari terakhir gue magang malah antusias ngenalin gue dengan dunia indie jpop dan dia berkali-kali bilang, “yah Icha ternyata lo suka kpop jpop juga ya kenapa kita baru ngomongin ini sekarang ya Cha, maafin kita sibuk banget kemarin-kemarin” terus dia ngasih gue dorayaki coklat. Terus keduanya mukanya sumringah banget pas gue kasih kado (dua-duanya isinya boneka kartun Larva, iya emang gue jayus gue tau). Terima kasih Lukman, Rangga, Ryan, Komang, Yantine, Caca, Joan, Farrah, Rahman, Yosan sebagai sesama teman seperjuangan jadi magangers disini, yang menjadi tempat bergosip dan bertukar pikiran. Intinya, terimakasih tempat magang pertama ku J


Nah selanjutnya, gue akan ke Skha Consulting untuk jadi  project based internee selama 2 bulan. Gak tau gimana nasib gue disini tapi disini adalah dream job gue yang sesungguhnya sebelum gue mencapai surga tertinggi para konsultan (for me, its BCG). So, doakan semua baik-baik saja dan gue bisa bertahan disini dan menjadi associate consultant a.k.a. full-timer. User gue 2 orang juga nih, kelihatannya keduanya asik. We’ll see tomorrow lah ya. Udah ah gempor ngetik, I hope you guys have experienced a thrilling life too!

2 comments

  1. Cha! Hope u have a great life after uni!
    Semoga bisa masuk BCG biar kayak Maudy Ayunda! Eh bener gak sih hahaha. Cheers!

    ReplyDelete
  2. @Christy Makasih mbak'e! Goodluck juga jadi dokter ya Chris!

    ReplyDelete

It would be nice to share thoughts, right? Anyway, if you feel attached with my articles and eager to get a quick response, do not hesitate to email me in clarissa.affandi@gmail.com. I will reply as fast I could.

© A Myriad of Words
Maira Gall