2.21.2019

2019: All About Courage


Hai semuanya! Agak telat nggak kalau ngucapin “Selamat Tahun Baru 2019”-nya baru sekarang? Hahahaha. I don’t care guys, I just want to greet you anyway so Happy New Year people! Aku tahu pasti pada bertanya-tanya dalam hati, ada kabar baru apa di tahun baru ini, Cha? Whoooz lumayan banyak yang ingin kutulis disini. Tapi kita mulai pelan-pelan dari urusan: pekerjaan, rencana lain dalam kehidupan, dan sedikit membahas tentang toxic people kali ya? Yang terakhir emang agak absurd, but it’s a big deal for me, jadi aku akan bahas sedikit juga.

Yuk ah, jangan bertele-tele mari kita mulai saja sharing session-nya. Jadi, di tahun 2019 ini, memang aku mencanangkan tagline “Courage for a Better Life” untuk diriku sendiri. Setelah di tahun 2018 aku merasa terlalu disetir beberapa pihak dan merasa hampir gagal memperjuangkan kebahagiaanku (well, untung enggak gagal ya, kalau gagal bahagia mungkin aku gak bisa nulis ini untuk kalian), jadi di tahun 2019 ini aku pengen lebih berani dalam membuat keputusan hidupku. Sudah dimulai dari akhir tahun 2018 nih untuk urusan ini, dimana akhir November 2018 aku memutuskan untuk resign dari tempat kerja ku yang terakhir. Nyesel kah Cha? Nope. Bahagia? Yap! Alasannya apa, Cha? When I finally decided to walkout, it’s caused by more than a mere reason. It’s an accumulation, instead. Salah satunya adalah aku tidak melihat diriku bahagia disitu, aku merasa tidak bisa bertumbuh lebih, dan aku merasa tidak berdaya untuk memberi dampak positif bagi lingkungan kerjaku. So that’s why 😊 Puji Tuhan, keluarga terdekat, pacar, dan sahabat-sahabat ku selalu memberikan dukungan terbaik. Jadi sekarang aku memutuskan untuk fokus di bisnis fashion ku sendiri dibawah bendera Start From TheBottom (FYI aku vakum dari brand ku ini selama 1,5 tahun aku kerja di kantor, karena memang tidak diperbolehkan punya side business apalagi di bidang fashion juga). Bersyukur sekali karena ketika berkarya lagi melalui bisnis ini, apresiasi dari masyarakat ternyata sangat baik. Aku berusaha ambisius dalam menjalankan bisnis ini dan aku banyak mengaplikasikan terobosan-terobosan yang aku lakukan selama bekerja di fashion designer sebelumnya. Banyak tawaran untuk ikut pop-up terkemuka di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, ada tawaran untuk bekerja sama dengan Fashionhub (milik Jakarta Fashion Week), ada bantuan fashion photography dari majalah indie di Yogya, dan banyak peluang lainnya yang sangat aku syukuri. Dalam jangka waktu dekat, SFTB akan berkolaborasi dengan brand Earth Major (brand ini milik teman baikku, yang sama-sama juga pernah bekerja bareng aku di kantor sebelumnya) untuk membuat sebuah Fashion Installation di Artivator, sebuah kafe dan artspace pertama di Depok. Mohon doanya semoga semuanya lancar yaa, aku senang sekali ada project ini, karena kupikir awalnya yang bisa buat Fashion Installation tuh cuma brand ternama aja. Tapi puji Tuhan, sekarang ada jalannya.

Terus rencana selanjutnya gimana Cha? Saat ini masih ingin menekuni bisnisku, masih banyak banget yang bisa diulik dan memang aku butuh ruang untuk berkarya. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau aku mungkin juga akan cari pekerjaan lain di kantor. Setelah sempat kerja di fashion designer, ntah kenapa sekarang pengen cobain kerja di fashion e-commerce. Kayanya bakal seru kalau aku bisa kuasain ini juga ya, but we’ll see hehehehe. Terus aku juga ada dorongan dari orang tua untuk melanjutkan studi S2, jadi aku juga tengah memperjuangkan itu melalui beasiswa-beasiswa dalam dan luar negeri. Intinya gak mau bikin susah orang tua (meskipun mungkin mereka gak pernah ngerasa aku nyusahin but still).  Jadi mohon doanya juga untuk yang ini karena banyak yang harus diurus jadi kadang overload sendiri hahaha. Terus ada lagi nih, aku lagi pengen nantang diriku untuk lebih banyak public speaking di tahun ini. Eh kesempatan itu datang dari teman ku yang ngurus BritZone, sebuah komunitas berbahasa Inggris terbesar di Jakarta, dia mengundang aku jadi speaker untuk bulan Maret nanti. Temanya dibebaskan ke aku yang penting sesuatu yang aku cintai (hahaha gampang banget nebak materi yang bakal aku bawain nanti ya kayaknya). Doakan semoga cecurut ini bisa membawa banyak insight baru untuk teman-teman diluar sana yaa! (I hope to see you there! Aku jadi speaker hari Sabtu tanggal 23 Maret, please mark your calendar *wink*)

Nah topik terakhir tentang toxic people nih. Bahasa Indonesianya mah “orang beracun”, beracun dalam arti kalau ada dia, aku ngerasa tidak nyaman. Mungkin karena perbedaan tata krama, cara berpikir, cara ngetreat orang lain, cara bertutur kata, melakukan "gaslighting"* terhadap aku dan orang disekitarku, dsb. Banyak sih faktornya. Tapi intinya, ketika ada orang ini, aku yang tadinya happy bisa langsung suram, langsung ngerasa worthless, langsung ingin ngucap dalam hati “ada ya orang sejahat/seburuk ini?”, langsung ngerasa murka, drained, apapun itu lah. Ada ya Cha orang seperti itu? Ada. Sedikit memang, tapi berdampak. Makanya di tahun 2019 ini aku block & mute beberapa orang yang seperti itu Instagram dan Twitter. Beberapa dari mereka ada yang bertanya-tanya (dengan kalimat-kalimat kasar) alasan kenapa aku ngeblock/mute mereka. Well, ekstremnya sih those guys are responsible for my suicidal thoughts. Iya, udah sampe separah itu, jadi please, buat yang masih bertanya kenapa kenapa kenapa, semoga dengan ini kalian bisa paham alasannya. Mari kita hidup di kehidupan masing-masing, aku gak pengen tahu lagi tentang kamu, dan aku harap sebaliknya juga demikian. Semoga urusan kita masing-masing dilancarkan ya, dan yang terpenting semoga kita sama-sama bisa introspeksi diri supaya kalau di masa mendatang ternyata harus berjumpa lagi, kita sudah jadi manusia yang jauh lebih beradab.

*istilah gaslighting itu aku baru tau juga dari influencer di Instagram, thank you for letting us know about this. Ini ngeri-ngeri sedap pas baca artikelnya, karena hampir semuanya aku rasakan dari toxic people itu.

Sekian! Sampai jumpa di post selanjutnya ya, take care, people!

No comments

Post a Comment

It would be nice to share thoughts, right? Anyway, if you feel attached with my articles and eager to get a quick response, do not hesitate to email me in clarissa.affandi@gmail.com. I will reply as fast I could.

© A Myriad of Words
Maira Gall